Langsung ke konten utama

Lanjutan cerita part I What is Love?

*****
Krink.. Krink.. Bel pulang pun berbunyi.

"Eh kalian mending pada pulang dlu deh.. Soalnya kan kalian blm pada izin tuh sama ortu kalian. mumpung masih siang nih.."kataku dgn santai. 
"O iya ya, gw blm izin nyokap nih. Ya udah gw balik dulu ya.. Gmna sama lu Sin?"tanya Anisa dgn bingung. 
"Elah.. Masalah ortu mh gampang kan nyokap gw mh pengertian sama anaknya. Dia gk bakal marah kalau gw gk pulang dulu, asalakan gw ngabarin dia"jawab Sindy dgn sombong. 
"Iya iya Sin, paham gw. O iya Nis, berarti lu langsung ke rumah gw aja ya setelah izin."kataku dgn datar. 
"Oke sayangkuh.. Tunggu aku di dpn rumah kamu ya beb."jawab dia sambil tersenyum
"Oke. Bye.."jawabku sambil melambaikan tangan. 

*****
Sesampainya di rumahku

"Assalamualaikum"aku mengucap salam sambil mengetuk pintu rumah. 
"Waalaikumsalam"jawab ibuku yg menghapiriku sambil membawa pisau. 
"Ibu kenapa bawa" pisau? "tanyaku keheranan.
"Ouh.. Pisau ini, ibu lgi masak di dapur kak. Eh ada Sindy.. "kata ibuku sambil tersenyum. 
"Iya tante.."kata Sindy yg so akrab bgt sama ibu aku. 
"O iya bu, Sindy sama aku mau bljar bareng disini. Ntar juga Anisa kesini ikut bljar.. Boleh kan?"tanyaku dgn nada menggoda ibuku. 
"Ouh.. Tentu boleh lah, apa lagi kalian mau belajar bareng."jawab ibuku dgn mantap. 

*****
Aku pun langsung mengajak Sindy ke kamar.

"Kita mau bljar apa dulu nih?"tanyaku dgn bingung
"Gimana klu kita belajar fisika dlu?"tanyanya dgn lugu. 
"Oke."

*****
Setelah beberapa menit kemudian

"Ehh Anisa kemana nih??  Kok blm dteng jga. "tanya Sindy dgn kebingungan. 
"Aku jga gk tau deh.. Udh lah, ntar jga dia pasti dateng kok."jawabku dgn mantap. 

****
Tok tok tok.. Pintu kamarku pun berbunyi..
Aku pun mebuka pintu itu dan tiba" Anisa mengejutkanku.

"Astagfirullah.. Kamu ini bukanny mengucap salam malah ngagetin aku lgi."kataku kesal. 
"Iya iya maaf"jawab dia tanpa bersalah sambil berjalan menghampiri Sindy yg sedang asik mengerjakan soal. 
"Oy.. Serius amat ngerjainnya"katanya sambil menggebrak meja. 
"Eh biasa aja donk.. Gk ush pke ngegebrak meja juga kali."jawab Sindy dgn tegas. 
"Ya ialah gtu aja baper bgt si lu."jawab Anisa dgn santai. 
"Eh eh.. Udh jgn berisik. Kalian disini sebenernya mau bljar atau mau berantem? "kataku kesal. 
"Maaf Mi abisnya dia diluan sih yg buat aku kesel"jawab Sindy 
"Kmu jga sih Nis.. Dateng" udh rusuh aja nih."kataku dgn jutek. 
"Iya iya udh.. Maafin aku ya.. "jawab Anisa yg sudah memasang ekspresi andalannya. 
"Ya udh Mi lanjutin aja yo... Anisa mh biarin aja dulu. Sabarin aja udh"kata Sindy sambil mengelus dadanya. 

****
Beberapa jam kemudian.. 
Tok tok tok..  Pintu kamarku pun berbunyi. 
Aku lngsung membukanya.Dan ternyata ibu yg mengetuknya. 

"Ehh.. Ibu.."kataku sambil tersenyum 
"O iya nih Mi.. Ibu bawain cemilan sma minuman buat kamu sama tmn kamu yg lain."kata ibuku sambil membawa tampah yg berisi cemilan dan minuman.
"Makasih ya tante.."kata Sindy yg tiba" ada disampingku. 
"Oke sama" Sindy."jawab ibuku sambi tersenyum dan meninggalkan kami dikamarku.

Anisa pun langsung menyeruput air minum yg dibawa oleh ibuku tanpa tersisa. 

"Kmu haus bgt ya nis?"tanyaku sambil keheranan ngeliat dia minum. 
"Iya nih" jawabnya sambil tersenyum 
"Anis mah doyan bkn haus"jawab Sindy dgn sinis. 
"Iya itu jga bner"jawab Anisa sambil tertawa.
"Ya udah lah ya, abaikan aja.."jawabku dgn santai. 

Tbc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cendekiawan Islam pada zaman Bani Umayyah

Cendekiawan Islam pada zaman Bani Umayyah, antara lain : Sejak jaman dahulu, kemajuan suatu bangsa selalu ditandai dengan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Hal ini sudah terbukti dalam sejarah, tercatat bahwa semasa pemerintahan khalifah-khalifah Daulah Umayyah, pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayyah baik semasa Daulah Umayyah di Damaskus (661 -750 M) maupun dimasa Daulah Umayyah di Andalusia atau Spanyol (756 -1031 M). Damaskus  yang sekarang menjadi ibukota negara Suriah menjadi saksi sejarah betapa majunya peradaban dan ilmu pengetahuan saat itu. Di Kota Damaskus saatitu banyak didirikan gedung-gedung yang indah. Lingkungan di sekeliling kota juga dibangun dengan tata kota yang sangat teratur. Di kota itu juga dibuat taman-taman kota yang asri, nyaman, dan sedap dipandang mata. Jalan-jalan di Damaskus ditanami pe...

ALIRAN EKPRESIONISME

ALIRAN EKPRESIONISME Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Istilah emosi lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Definisi Definisi dari Ekspresionisme ialah kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedi. Obyek-obyek yang dilukiskan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia. Ekspresionisme menjajagi jiwa dan menemukan ` Sturm und Drang’ dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain. Salah satu tokoh Ekspresionisme di Indonesia adalah Affandi. Sejarah Seni Lukis Ekspressionisme Penganut paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini bertalian dengan apa yang dialami ...

Biografi dan Profil Boenjamin Setiawan - Dokter Terkaya Pendiri Kalbe Farma

Biografi dan Profil Boenjamin Setiawan - Dokter Terkaya Pendiri Kalbe Farma Biografiku.com  - Boenjamin Setiawan atau dr. Boen dikenal sebagai seorang dokter sekaligus salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Kekayaannya berasal dari usahanya yang bergerak bidang farmasi/obat-obatan. Beonjamin Setiawan merupakan pemilik sekaligus pendiri PT Kalbe Farma, salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Boenjamin Setiawan dilahirkan  pada tanggal 27 September 1933 di kota Tegal, Jawa Tengah. Ia memulai pendidikannnya di SD di Tegal, tamat dari SD, ia kemudian pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di SMP dan SMA. Lulus SMA, Boenjamin Setiawan kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia kemudian lulus sebagai dokter pada tahun 1958. Boenjamin Setiawan kemudian melanjutkan pendidikannya keluar negeri. Universitas yang ia tuju kali ini adalah University of California. Disana ia meraih gelar Ph.D dengan disertasi...