Aku pun kembali ke tempat semula.. Dan melanjutkan lamunanku yang tdi.
"Emmm.. Sebenarnya apa sih yg aku lakuin? Ini gk biasanya terjadi sama aku.. Apa.. Apa ini yg namanya cinta pada pandangan pertama? Ohh tidak.. Jangan sampai ini trjdi sama aku."kata yg tersirat tiba" di pikirannya.
Sore yg tenang, sejuk dan hening menemaniku saat itu. Aku sadar akan sebuah rasa cinta yang ada saat ini padaku. Tapi aku juga harus sukses dulu.. karna aku ingin membahagiakan orang tuaku. Saat itu hanya tembok yg berdiri tegap menjadi teman tempatku bercerita, tempatku berkeluh kesah. Oh Tuhan.. Berikan semua hal yg terbaik dikehidupanku.. Aku hanya ingin menjadi anak perempuan yang bisa mengangkat derajat orang tuaku,aku hanya ingin menjadi anak yang berguna bagi orang lain. Tapi jika benar dia adalah lelaki yang terbaik untukku, maka pertemukan kami dengan caramu. Aku yakin akan kekuasaanmu, hanya Engkau yang tahu akan semua hal yang terjadi padaku dimasa depan.
Hari mulai gelap, suasana pun mulai mebuatku tenang.. Terdengar suara adzan yang merdu ditelingaku, dan itu menandakan waktu magrib telah tiba. Aku segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat. Karna hanya dengan sholat aku bisa merasa bahwa aku lebih dekat dengan Sang Pencipta. Pencipta alam semesta ini, Pencipta para makhluk hidup di dunia ini.
******
Selesai sholat aku langsung kembali ke tmpat favoritku, meja belajarku,buku" yang tertata rapih disebelah meja belajar itu dan tidak lupa si boneka kecil berwarna biru sebagai peghias meja belajarku. Mereka semua sudah menemaniku selama 19 tahun. Aku sngat betah berdiam diri di kamar entah mengapa dan karna apa. Mungkin karna dekorasi kamarku yang minimalis,sederhana, tapi bisa membuat aku nyaman berada disini. Dan aku juga mengharapkan lelaki yg bisa mebuatku nyaman dengan kesederhanaanya, tpi dia juga harus bisa bertanggung jawab dan konsisten dengan omongannya, yang terutama sih dia harus bisa menerima semua kekuranganku dan keluargaku.
"Astagfirullah.. kenapa kata" itu bisa tersirat dipikiranku sih secara tiba". Ahhh tidak tidak ini cuman khayalan semata, intinya sekarang aku harus banyak belajar agar aku bisa membahagiakan orang orang yang aku sayang terutama Ibu.
"Emmm.. Sebenarnya apa sih yg aku lakuin? Ini gk biasanya terjadi sama aku.. Apa.. Apa ini yg namanya cinta pada pandangan pertama? Ohh tidak.. Jangan sampai ini trjdi sama aku."kata yg tersirat tiba" di pikirannya.
Sore yg tenang, sejuk dan hening menemaniku saat itu. Aku sadar akan sebuah rasa cinta yang ada saat ini padaku. Tapi aku juga harus sukses dulu.. karna aku ingin membahagiakan orang tuaku. Saat itu hanya tembok yg berdiri tegap menjadi teman tempatku bercerita, tempatku berkeluh kesah. Oh Tuhan.. Berikan semua hal yg terbaik dikehidupanku.. Aku hanya ingin menjadi anak perempuan yang bisa mengangkat derajat orang tuaku,aku hanya ingin menjadi anak yang berguna bagi orang lain. Tapi jika benar dia adalah lelaki yang terbaik untukku, maka pertemukan kami dengan caramu. Aku yakin akan kekuasaanmu, hanya Engkau yang tahu akan semua hal yang terjadi padaku dimasa depan.
Hari mulai gelap, suasana pun mulai mebuatku tenang.. Terdengar suara adzan yang merdu ditelingaku, dan itu menandakan waktu magrib telah tiba. Aku segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat. Karna hanya dengan sholat aku bisa merasa bahwa aku lebih dekat dengan Sang Pencipta. Pencipta alam semesta ini, Pencipta para makhluk hidup di dunia ini.
******
Selesai sholat aku langsung kembali ke tmpat favoritku, meja belajarku,buku" yang tertata rapih disebelah meja belajar itu dan tidak lupa si boneka kecil berwarna biru sebagai peghias meja belajarku. Mereka semua sudah menemaniku selama 19 tahun. Aku sngat betah berdiam diri di kamar entah mengapa dan karna apa. Mungkin karna dekorasi kamarku yang minimalis,sederhana, tapi bisa membuat aku nyaman berada disini. Dan aku juga mengharapkan lelaki yg bisa mebuatku nyaman dengan kesederhanaanya, tpi dia juga harus bisa bertanggung jawab dan konsisten dengan omongannya, yang terutama sih dia harus bisa menerima semua kekuranganku dan keluargaku.
"Astagfirullah.. kenapa kata" itu bisa tersirat dipikiranku sih secara tiba". Ahhh tidak tidak ini cuman khayalan semata, intinya sekarang aku harus banyak belajar agar aku bisa membahagiakan orang orang yang aku sayang terutama Ibu.
Komentar
Posting Komentar