Kelanjutan Cerpen "TIDAK SEMUA PERPISAHAN ITU MENYAKITKAN"

Tidak lama kemudian Kenzo keluar dari kamar mandi dan menghampiriku yang sedang membuat teh untuknya di dapur.

Sesampainya aku disana, aku langsung menaruh teh itu di atas meja. Tanpa sepatah kata pun dia langsung menyeruput teh yang hangat itu.

“Emmmm.. teh buatan kamu enak juga ya..”

“Iyalah”ucapku tersenyum..

Adikku pun langsung bersalaman dengan Kenzo. Mereka pun langsung akrab kembali seperti dulu, kehadiranku disitu pun diabaikan oleh mereka berdua.

Setelah lama kemudian, adikku menghampiriku yang sedang duduk di meja makan dan dia berkata.

“Kak... Bang Kenzo mau pulang katanya udah malem.”

Aku pun menghampirinya dan menemani dia pamit ke ibuku. Setelah pamit, aku langsung mengantarnya ke depan. Sesampainya di depan, dia pamit dan berbisik kepadaku

“Aku mencintaimu.”

“Kamu bilang apa tadi ?”

“Kamu juga pasti paham apa maksudku”ucapnya sambil tersenyum.

***

Dua hari kemudian, baju Kenzo akhirnya selesai disetrika dan siap untuk aku kembalikan. Namun aku masih memikirkan apa maksud dari perkataan Kenzo saat itu. Tiba – tiba adikku menghampiriku yang sedang duduk di kamarku. Adiknya bertanya kepada alexa bahwa dia sudah nikah apa belum, namun adiknya menjwab bahwa dia belum menikah. Alexa pun tersenyum dalam hati.

 Apa maksud dari semua ini Tuhan ? Apa ini jawaban dari semua do’aku ? Ahhh... sudahlah. Intinya aku besok harus ngembaliin baju dia.

***

Keesokan paginya, aku bersiap siap untuk menjalani rutinitasku sebagai pekerja kantoran. Sesampainya aku di kantor, ada seorang office boy yang menghampiriku di ruanganku, lalu dia bilang bahwa aku di panggil Kenzo ke ruangannya saat jam makan siang.

Jam makan siang pun tiba, aku pun langsung bergegas pergi ke ruangan Kenzo. Tapi jantungku berdetak kencang saat aku melangkahkan kakiku menuju ruangannya, entah ada apa dia memanggilku, tapi intinya aku sih mau ngembaliin baju dia yang waktu itu, akhirnya aku pun memberanikan diri memasuki ruangan itu.

Setelah aku memasuki ruangan itu, dia malah menghilang. Tiba – tiba lampu di ruangan itu mati, semuanya terlihat hitam dan gelap.Tidak ada satu titik cahaya pun yang terlihat. Setelah semua lampu menyala dan gorden  jendela yang serba otomatis itu terbuka, Kenzo sedang bertekuk lutut sambil menjulurkan sebuah cincin dan dia berkata “Maukah kamu menikah denganku ?” Aku sangat bingung mau jawab apa, lalu dia berkata aku udah izin ibu kamu kok dan dia mengizinkan niat baik aku ini, tapi semuanya tergantung keputusan kamu.Tanpa berpikir panjang aku langsung menerima lamaran dia, alasannya adalah  karena aku sudah mengenal siapa dia, keluarganya dan semua tentang dia.

 “Entah kenapa saat aku mengenalmu lebih dalam, membuat aku yakin bahwa kamu adalah wanita yang tercipta untukku. Dan sejak itu aku bertekad untuk memperjuangkanmu dan dengan ridho dari  Tuhan-lah  semua usahaku itu membuahkan hasil sesuai harapanku.”ucap Kenzo sambil memegang kedua tanganku dan menatap mataku dengan tajam.

” Ternyata benar tidak semua perpisahan itu menyakitkan dan tidak semua penantian itu sia sia. Semua akan indah pada waktunya dan aku percaya Tuhan itu baik karena Dia telah mempertemukan kita kembali dengan cara yang indah. Tuhan tau semua apa yang kita butuhkan dan waktu yang tepat untuk hal itu terjadi.”ucap Alexa.

            “AKU JUGA PERCAYA KALAU JODOH ITU GAK AKAN PERNAH TERTUKAR. AKU YAKIN JIKA DOA DAN USAHA YANG TULUS AKAN MEMBUAHKAN HASIL YANG BAIK UNTUK KITA BAHKAN MUNGKIN YANG TERBAIK. INILAH HASIL PENANTIAN,DOA DAN USAHA YANG AKU LAKUKAN UNTUKMU, HANYA UNTUKMU SAYANG..”ucap Kenzo.

Selalu ada kebetulan dalam cinta

Yang disajikan dengan apik oleh alam semesta

Melalui skenario yang dibuat Sang Maha-Sutradara

Semua cerita sesak dan indah itu bermula

Ketika Dia mempertemukan untuk memisahkan

Ketika Dia meisahkan untuk mempertemukan

Maki hati yang selalu berdoalah yang akan mampu menyalakan harapan

Maka hati yang berharap dalam kepasrahanlah yang layak meminta untuk dipersatukan

          “ Kosongkan hatimu untuk Cinta-Nya agar Dia hadirkan seseorang yang bisa mencintaimu sepenuh hatinya.”